Ketika lahir lewat rahim ibu kita masing-masing , kita semua
diperlakukan / dirawat oleh ‘perawat bayi’ sebagaimana lazimnya
dipanggil sebagai suster yang ada di rumah sakit , atau dukun beranak
yang ada di kampung .. sekalipun.
Ketika indera mata dan fungsi
pendengaran mulai bekerja (melek dan bisa mendengar suara) disaat-saat
seperti itulah proses kebudayaan seorang anak manusia dimulai , agar
belajar merespons situasi hingga akhirnya tak merasa asing serta mampu
mengenali lingkungan disekelilingnya.
Fase awal-awal belajar
berkomunikasi lewat ’satu dua patah kata’ adalah proses pematangan bagi
otak dan akal , yang meng-isyaratkan kesiapan menerima pelajaran bagi
BEKAL terbentuknya sifat Kebudayaan seorang anak manusia itu sendiri.
Disana seorang ibu dan ayah akan mengajarkan pada anak tersebut perilaku
demi perilaku yang telah secara turun menurun diajarkan oleh para
pendahulunya masing-masing. Hal tersebut yang kemudian kita kenal dengan
kata ‘budaya’ . (perilaku yang dilandasi oleh etika yang diwajibkan
saat itu)
Demikian seterusnya proses kebudayaan tersebut berkembang
berlipat ganda , hingga melebar dan meluas melibatkan berbagai
elemen-elemen kebudayaan setiap keluarga dalam jumlah yang lebih banyak ,
sampai akhirnya masuk pada tahap bisa disebut sebagai KEBUDAYAAN satu
SUKU BANGSA / ras .
Masing-masing diantara mereka semua , ada yang
disebut sebagai Kebudayaan Jawa - Bali - Batak - Sumatra Selatan - Ambon
- Bugis dan banyak lagi lainnya yang menghuni disetiap sudut jajaran
kepulauan Nusantara .
Penggambaran diatas , merujuk kita untuk mulai
memasuki wilayah yang jauh lebih kompleks . Yaitu bagaimana proses
interaksi antara masing-masing Suku Bangsa diatas hingga mereka semua
mau bersanding secara damai untuk hidup bersama , dengan kesepakatan
bersama untuk tidak saling merugikan masing-masing pihak diantaranya .
Namun justru membangun suasana gotong-royong yang akhirnya di wacanakan ,
agar bisa bisebut BHINEKA TUNGGAL IKA.
A . Pengertian kebudayaan
Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu
yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang
kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink,
kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius,
dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik
yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett
Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai
anggota masyarakat.
B . Unsur-unsur kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
* alat-alat teknologi
* sistem ekonomi
* keluarga
* kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
* sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para
anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
* organisasi ekonomi
* alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
* organisasi kekuatan (politik)
C . Wujud dan komponen Kebudayaan
* Wujud
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
* Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan
ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya
yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud
kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga
masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu
dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam
karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat
tersebut.
* Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud
kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial
ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut
pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya
konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan.
* Artefak (karya)
Artefak adalah wujud
kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya
semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang
dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret
diantara ketiga wujud kebudayaan.
B . Komponen
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
* Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang
nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah
temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk
tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material
juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion
olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
* Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang
diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita
rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
HUBUNGAN ANTARA UNSUR–UNSUR KEBUDAYAAN
A . Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:
1 . Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)
2 . Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan.
Teknologi
menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara
segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara
manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan
rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat
kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari
pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional
(disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:
* alat-alat produktif
* senjata
* wadah
* alat-alat menyalakan api
* makanan
* pakaian
* tempat berlindung dan perumahan
* alat-alat transportasi
Sistem mata pencaharian hidup
Perhatian
para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada
masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:
* berburu dan meramu
* beternak
* bercocok tanam di ladang
* menangkap ikan
B . Sistem kekerabatan dan organisasi sosial
Sistem
kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial.
Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat
dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat
yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari
beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan
perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu,
cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam
kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan
dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga
ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita
juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga
luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.
C .Bahasa
Bahasa
adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling
berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun
gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau
kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia
dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama
masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk
masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi
fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai
alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan
integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus
adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan
seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk
mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
D . Kesenian dan Agama
Karya seni dari peradaban Mesir kuno.
Kesenian
mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi
hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun
telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia
menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga
perwujudan kesenian yang kompleks.
Sistem kepercayaan
Ada kalanya
pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai
dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas.
Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari
sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah
satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik secara individual
maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari religi
atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta.
Agama Samawi
Tiga
agama besar, Yahudi, Kristen dan Islam, sering dikelompokkan sebagai
agama Samawi atau agama Abrahamik Ketiga agama tersebut memiliki
sejumlah tradisi yang sama namun juga perbedaan-perbedaan yang mendasar
dalam inti ajarannya. Ketiganya telah memberikan pengaruh yang besar
dalam kebudayaan manusia di berbagai belahan dunia.
AGAMA DAN FILOSOFI DARI TIMUR
A . Agni, dewa api agama Hindu
Agama
dan filosofi seringkali saling terkait satu sama lain pada kebudayaan
Asia. Agama dan filosofi di Asia kebanyakan berasal dari India dan
China, dan menyebar di sepanjang benua Asia melalui difusi kebudayaan
dan migrasi.
Hinduisme adalah sumber dari Buddhisme, cabang Mahāyāna
yang menyebar di sepanjang utara dan timur India sampai Tibet, China,
Mongolia, Jepang dan Korea dan China selatan sampai Vietnam. Theravāda
Buddhisme menyebar di sekitar Asia Tenggara, termasuk Sri Lanka, bagian
barat laut China, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Thailand.
B . Agama tradisional
Agama
tradisional, atau terkadang disebut sebagai "agama nenek moyang",
dianut oleh sebagian suku pedalaman di Asia, Afrika, dan Amerika.
Pengaruh bereka cukup besar; mungkin bisa dianggap telah menyerap
kedalam kebudayaan atau bahkan menjadi agama negara, seperti misalnya
agama Shinto. Seperti kebanyakan agama lainnya, agama tradisional
menjawab kebutuhan rohani manusia akan ketentraman hati di saat
bermasalah, tertimpa musibah, tertimpa musibah dan menyediakan ritual
yang ditujukan untuk kebahagiaan manusia itu sendiri.
"American Dream"
American
Dream, atau "mimpi orang Amerika" dalam bahasa Indonesia, adalah sebuah
kepercayaan, yang dipercayai oleh banyak orang di Amerika Serikat.
Mereka percaya, melalui kerja keras, pengorbanan, dan kebulatan tekad,
tanpa memedulikan status sosial, seseorang dapat mendapatkan kehidupan
yang lebih baik. Gagasan ini berakar dari sebuah keyakinan bahwa Amerika
Serikat adalah sebuah "kota di atas bukit" (atau city upon a hill"),
"cahaya untuk negara-negara" ("a light unto the nations"), yang memiliki
nilai dan kekayaan yang telah ada sejak kedatangan para penjelajah
Eropa sampai generasi berikutnya.
C . Pernikahan
Agama sering
kali mempengaruhi pernikahan dan perilaku seksual. Kebanyakan gereja
Kristen memberikan pemberkatan kepada pasangan yang menikah; gereja
biasanya memasukkan acara pengucapan janji pernikahan di hadapan tamu,
sebagai bukti bahwa komunitas tersebut menerima pernikahan mereka. Umat
Kristen juga melihat hubungan antara Yesus Kristus dengan gerejanya.
Gereja Katolik Roma mempercayai bahwa sebuah perceraian adalah salah,
dan orang yang bercerai tidak dapat dinikahkan kembali di gereja.
Sementara Agama Islam memandang pernikahan sebagai suatu kewajiban.
Islam menganjurkan untuk tidak melakukan perceraian, namun
memperbolehkannya.
D . Sistem ilmu dan pengetahuan
Secara
sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia
tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki
oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui
pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau
percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial and error).
Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi:
* pengetahuan tentang alam
* pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya
* pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia
* pengetahuan tentang ruang dan waktu
Perubahan sosial budaya
Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila sebuah kebudayaan melakukan kontak dengan kebudayaan asing.
Perubahan
sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola
budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala
umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu
terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin
mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia
sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi perubahan sosial:
1. tekanan kerja dalam masyarakat
2. keefektifan komunikasi
3. perubahan lingkungan alam.
Perubahan
budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan
masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai
contoh, berakhirnya zaman es berujung pada ditemukannya sistem
pertanian, dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam
kebudayaan.
Penetrasi kebudayaan
Yang dimaksud dengan penetrasi
kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan
lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
1 . Penetrasi damai (penetration pasifique)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya
pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan kedua macam
kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya
khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun
tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.
2 . Penetrasi kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak.
Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan
disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang
merusak keseimbangan dalam masyarakat
CARA PANDANG TERHADAP KEBUDAYAAN
A . Kebudayaan sebagai peradaban
Saat
ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan di
Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang "budaya" ini
merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan
kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka menganggap 'kebudayaan'
sebagai "peradaban" sebagai lawan kata dari "alam". Menurut cara pikir
ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah
satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.
Artefak tentang "kebudayaan tingkat tinggi" (High Culture) oleh Edgar Degas.
Pada
prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang
"elit" seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau
mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan untuk
menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari
aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang
berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang "berkelas", elit,
dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai
musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa
ia adalah orang yang sudah "berkebudayaan".
Orang yang menggunakan
kata "kebudayaan" dengan cara ini tidak percaya ada kebudayaan lain yang
eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan menjadi tolak
ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini,
seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang
"berkebudayaan" disebut sebagai orang yang "tidak berkebudayaan"; bukan
sebagai orang "dari kebudayaan yang lain." Orang yang "tidak
berkebudayaan" dikatakan lebih "alam," dan para pengamat seringkali
mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture)
untuk menekan pemikiran "manusia alami" (human nature)
B . Kebudayaan sebagai "sudut pandang umum"
Selama
Era Romantis, para cendekiawan di Jerman, khususnya mereka yang peduli
terhadap gerakan nasionalisme - seperti misalnya perjuangan nasionalis
untuk menyatukan Jerman, dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas
melawan Kekaisaran Austria-Hongaria - mengembangkan sebuah gagasan
kebudayaan dalam "sudut pandang umum". Pemikiran ini menganggap suatu
budaya dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan
masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun
begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara
"berkebudayaan" dengan "tidak berkebudayaan" atau kebudayaan "primitif."
Pada
akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata kebudayaan
dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka
mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan
dari evolusi itulah tercipta kebudayaan.
Pada tahun 50-an,
subkebudayaan - kelompok dengan perilaku yang sedikit berbeda dari
kebudayaan induknya - mulai dijadikan subyek penelitian oleh para ahli
sosiologi. Pada abad ini pula, terjadi popularisasi ide kebudayaan
perusahaan - perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja organisasi atau
tempat bekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar